Sabtu, 14 Februari 2009
Para Jawara Lingkungan
Beliau dijuluki Penghulu tanaman Hias, hasil karyanya dalam menyilangkan tanaman sudah bejibun. Karya terakhirnya yang sukses besar adalah tanaman aglaonema.
Keahlian mengawinkan tanaman adalah buah kecintaan Pak Greg terhadap alam.
Pak Greg Hambali suka keluar masuk hutan untuk mengumpulkan koleksi tanamannya. Lantaran ilmu dari sekolah masih sangat minim, Pak Greg menambah pengetahuannya dengan rajin membaca berbagai ilmu pengetahuan, tapi terutamanya yang berhubungan dengan tanaman.
Kini, usia beliau sudah menjelang kepala enam. "Usia saya 59 tahun," katanya. Tapi semangatnya tidak kalah dari anak muda. Bahkan, dia masih sering jalan ke hutan untuk mencari tanaman yang bisa ia komersilkan.
Terus semangat pak, pengin saya bisa belajar dengan bapak...
Sumber : http://www.kompas.com/read/xml/2008/04/09/14331147/greg.hambali.sang.penghulu.tanaman.hias.
Mubin Usman
Beliau adalah pemilik Nursery Wijaya Tani di Depok, beliau sudah mulai melakukan pembibitan pohon buah-buahan sejak kecil.
Dari biji-biji sisa sampah pasar yang jumlahnya makin banyak itu dikumpulkan. Lalu dimasukkan ke dalam keranjang bambu kecil-sekarang polibag-sebelum diletakkan berkelompok di antara barisan pepaya. Durian dengan durian, mangga dengan mangga, rambutan dengan rambutan, jeruk dengan jeruk.
Bibit lantas disambung dengan entres jenis unggul-ilmu yang didapat dari ayahnya. Entres didapat dari pohon-pohon milik tetangga di dekat-dekat rumah. Maklum Depok dulu memang dikenal sebagai sentra buah-buahan. Hasil sambungan ditanam di lahan kebun orangtuanya yang masih kosong.
Sekarang koleksi buah milik beliau sudah sangat banyak seperti aneka macam kelengkeng, aneka jambu air, anke jambu bol, anek buah mangga seperti okyong, nam dok mai, khioe sawoi, erwin, dan lancetila; kelapa pandanwangi; kecapi bangkok; dan aneka durian.
Sebuah penghargaan Satyalancana Wira Karya dari Presiden Megawati diberikan pada acara Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) di Manado pada 2004. Kehormatan lain, penghargaan sebagai perintis lingkungan hidup dari Gubernur Jawa Barat atas jasa mengubah daerah aliran sungai Ciliwung menjadi sentra belimbing.
Buku-buku tulisan beliau tentang tanaman buah banyak menghiasi toko-toko buku.
Wah, saya sangat terkesan dengan pengalaman dan kegigihan beliau.
Sukses terus pak...semoga jejak bapak bisa diiukuti generasi mendatang.
Sumber : http://www.trubus-online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=printarticle&artid=922
Baharuddin
Bapak Baharuddin, beliau adalah penangkar buah senior. Diusianya yang sudah 72 tahun, beliau masih rajin berpetualang di belantara Kalimantan untuk mendapatkan buah-buah unggul kalimantan. Ada sekitar 87 jenis buah durian beliau koleksi di kebun pembibitannya. Dari tangan beliau lahir durian-durian unggul kalimantan seperti durian aspar, raja mabah, sawah mas, kalapet, lai mandau dll.
Sumber : http://berkebun-yuuk.blogspot.com/2007/09/berburu-pohon-di-pontianak.html
Dr Mohammad Reza Tirtawinata, MS
Pak Reza adalah pakar buah tropis Indonesia sekaligus anggota ISHS serta salah satu staf ahli bidang khusus Mekarsari. Peneliti senior inilah yang membidani lahirnya nangkadak sebagai spesies baru buah tropis melalui kegiatan penelitian yang panjang dan melelahkan selama delapan tahun sejak tahun 2000.
Beliau adalah ahli mengawinkan pohon-pohon, urusan kawin-mengawinkan tanaman buah ternyata tidak bisa sembarangan. Pak Reza harus keliling mencari pohon buah yang memiliki sifat-sifat positif. Buah-buahan seperti itu diteliti, lalu dicarikan jodohnya. Kini, Reza sedang meneliti perkawinan buah manggis dengan kerabatnya, manggis liar. Hasilnya baru bisa diketahui 10 tahun hingga 15 tahun mendatang.
Selain mengawinkan buah-buahan, Reza rajin keliling mencari buah-buahan yang berpotensi. Kalau buah sudah berpotensi, tidak perlu dijodohkan lagi, tapi dikembangkan. Sayangnya, tidak bisa sembarang orang dapat mengetahui mana buah-buahan yang berpotensi. ''Kebetulan, saya memiliki kepekaan itu. Makanya, saya sering kali dianggap manusia langka yang harus dilestarikan,'' katanya sambil tertawa.
Saat memburu buah-buahan berpotensi, Reza bagaikan Indiana Jones yang sedang berburu harta karun. Dia berjalan sampai ke pedalaman. Dua tahun lalu, ia pernah ke pinggir jurang di kaki Gunung Rinjani, Mataram, NTB, untuk mengambil durian tanpa duri. ''Anehkan, masak ada durian mulus, tanpa duri. Tapi, kenyataannya, memang ada durian demikian. Saya mengambil beberapa ujung rantingnya untuk dikloning dengan kaki durian lokal. Kini, durian tanpa biji sedang dalam pembibitan dan menunggu berbuah dua tahun lagi,'' tambahnya.
Buah berpotensi lainnya yang ditemukan pria kelahiran Jakarta tahun 1958 ini antara lain jambu air citra yang bentuknya besar dan rasanya manis. Dia menemukannya di Anyer, Banten, tahun 1990-an. Sayangnya, buah-buahan tersebut dibudidayakan secara besar-besaran oleh orang Thailand. Tahun 1999, orang Thailnad mengambil pucuknya, lalu menempelkannya pada jambu air lokal. Dua tahun kemudian, orang Thailand tersebut menjadi produsen jambu air terbesar di dunia.
Pengalaman itu serupa dengan durian monthong. Reza-lah penemu durian yang rasanya legit itu. Namun, kini terlanjur diklaim oleh orang Thailand sebagai durian Bangkok. Padahal, pembibitannya dilakukan di Indonesia.
Keahlian Reza ternyata bukan saja sebagai penghulu sejoli buah-buahan. Doktor lulusan IPB ini pula sebagai penemu tabulampot (tanaman buah dalam pot).
Kiprah di dunia buah-buahan tampaknya akan terus ditekuni Reza sampai pensiun. Keasyikannya karena setiap tanaman buah masing-masing memiliki keunikan. Tanaman pun memiliki perasaan, seperti manusia. Reza sudah menyiapkan tim-tim penerus di Taman Buah Mekar Sari. Karena, mungkin saja ada hasil perjodohan yang dilakukan beberapa tahun lalu baru bisa dipanen puluhan tahun kemudian setelah dia pensiun.
Sumber : http://www.republika.co.id/koran/102/27915/Mohamad_Reza_Tirtawinata_Ahli_I_Ngawinin_I_Pohon
Kamis, 03 April 2008
Munajat Cinta
Minggu, 24 Februari 2008
Pengabdian Seorang Perencana Kota
Suksesnya pembangunan
Pada saat direncanakan jalan baru Bandara Sultan Mahmud Badarudin II – Sako terlebih dahulu harus ditetapkan trase rencana jalan tersebut Disinilah pak Rizal dkk bagian perencanaan Dinas Tata Kota Palembang dimulai. Beliau harus menyiapkan peta dasar wilayah tersebut, untuk selanjutnya memeriksa di lapangan.
Pengecekan di lapangan harus dilakukan dengan susah payah karena kondisi lapangan yang becek, berlumpur dan kadang-kadang harus masuk ke rawa-rawa karena wilayahnya sebagian berupa rawa-rawa yang dalam. Tak kurang pak Rizal harus menjawab pertanyaan, caci maki terkadang ancaman dari masyarakat yang tanahnya akan dilewati jalan baru atau tergusur karena pembangunan.
Dalam melaksanakan tugasnya kadang-kadang pak Rizal terpaksa harus menggunakan mobil pribadinya karena terbatasnya kendaraan operasional kantor, juga kadang-kadang bensin harus ditanggung sendiri. Tapi pak Rizal tidak pernah mengeluh dengan keterbatasan yang ada, beliau tetap mengerjakan tugas-tugasnya dengan senang hati.
Tidak terasa tahun demi tahun telah berlalu…
Entah berapa km pak rizal telah meristis pembangunan jalan
Entah berapa buah pembangunan gedung-gedung telah beliau ukur dan tetapkan lokasinya untuk pembangunan dan kenyamanan penduduk
Entah berapa bangunan real estate yang telah beliau berikan rekomendasi pembangunannya.
Tatkala penduduk
Hanya Allah saja yang tahu apa yang sudah diabdikan pak Rizal selama puluhan tahun di Dinas Tata Kota Palembang.
Sebentar lagi beliau pensiun…telah banyak yang diperbuat oleh beliau untuk Kota Palembang.
Semoga hasil kerja beliau akan memberikan arti bagi pembangunan Kota Palembang dimasa mendatang.
Kota Palembang yang asri, indah, nyaman dan aman itu adalah harapan dan kebanggaan beliau
Selamat bekerja pak...
Semoga Allah ridlo dan memberikan pahala yang berlipat untuk kebaikan pak Rizal.
Jangan bersedih setelah pensiun pak, kami perencana muda Insya Allah siap melanjutkan pengabdian bapak untuk terus berusaha mewujudkan keinginan bapak untuk mewujudkan kota yang dapat melayani masyarakat supaya betah tinggal didalamnya.
Semoga Allah memberikan kekuatan bagi para perencana kota untuk terus dapat mengabdi dan memberikan yang terbaik untuk ummat ini.
Amiin.
Senin, 04 Februari 2008
Pohon Tsunami yang tumbang oleh Buldozer PU
Pohon-pohon asam yang tinggi besar di sepanjang jalan Ule-lea Banda Aceh seolah menjadi Pahlawan saat Tsunami melanda Banda Aceh. Dengan ketegarannya pohon Asem tetap tegak berdiri dan melamabai-lambai seolah-olah ingin menolong Korban Tsunami yang hanyut di bawa ombak Tsunami setinggi 10-20 meter. Sang pohon dengan sigapnya menangkap anak-anak manusia untuk dipeluk di badannya, walaupun dia sendiri harus bertahan dengan sekuat tenaga menghadapi terjangan gelombang Tsunami. Tidak sedikit pohon-pohon yang tercabut dari akarnya akibat ganasnya gelombang Tsunami, tetapi pohon asam tetap tegar bertahan hingga manusia yang diatasnya selamat. Betapa bahagianya sang pohon saat seorang demi seorang turun dari pohon selamat dari amukan Tsunami.
Selesai tsunami sang pohon terus mengabdikan hidupnya menaungi para sukarewan yang kepanasan dan kelelahan karena terus bekerja mengangkat mayat-mayat yang tidak terselamatkan. Ditengah panas teriknya bumi Banda Aceh, sang pohon dengan khitmatnya memandangi para sukarelawan dengan mengatakan bertduhlah sejenak untuk kumpulkan tenaga. Udara segar aku hembuskan untuk menghilangkan kepenatan dan kepanasan.
Pasca Tsunami sang pohon terus memberikan arti, menyapa setiap pendatang dan para pengguna jalan yang melewati Ule-lea. Dengan tidak segan-segannya dia bekerja melindungi manusia dari terik matahari dan memberikan hembusan angin kesejukan, seolah-olah memberikan harapan besar bagi penduduk Banda Aceh akan kebesarannya suatu saat kelak.
Masa rekonstruksi memberikan harapan besar bagi sang pohon bahwa kebangkitan Aceh telah kembali, pembangunan terjadi dimana-mana. Pembangunan perumahan, perkantoran, fasilitas social juga pembangunan jalan-jalan. BRR juga merencanakan pelebaran jalan di sepanjang jalan Ule-lea untuk empermudah akses penduduk Aceh menuju Pelabuhan.
Air susu dibalas dengan air tuba, sang pohon harus mengorbankan dirinya kembali. Bahkan kali ini nyawanya harus dikorbankan demi pembangunan jalan.
Sang pohon harus merelakan dirinya untuk pelebaran jalan yang dilakukan tanpa perencanaan yang matang.
Siapa yang membela pohon tsunami, manusia telah melupakan jasa-jasanya demi kepentingan pembangunan ekonomi.
Sang pohon Tsunami harus tumbang oleh Buldoser-buldoser PU tanpa ada pembelaan.
(Usulan mempertahankan Pohon Asam di Koridor Ulea-lea Tidak Didengar)
Jumat, 05 Oktober 2007
Perjalanan ke Pontianak
Metropolitan Pontianak merupakan kawasan strategis nasional karena memiliki peran penting dalam pengembangan Pulau Kalimantan dan merupakan pusat pertumbuhan kawasan perbatasan. Pengembangan Kota Pontianak sebagai kota Metropolitan diharapkan dapat mendorong perkembangan kota-kota sekitarnya dan dapat meningkatkan peran kota ini dalam pengembangan Kalimantan.
Semoga saja konsep-konsep pengembangan yang kami susun dapat memberikan masukan yang berarti bagi pengembangan kota ini, khususnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Pontianak dan Pulau Kalimantan.